đ´ Kenapa Alquran Tidak Disusun Dari Wahyu Pertama
SejarahTurun dan Pembukuan Al-Qur'an. Al-Qur'an. Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam. Bagi Muslim, Al-Quran merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-Qur'an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang sangat berharga bagi umat Islam hingga saat ini.
Pertamakali alquran ditulis. Penulisan Alquran di masa Usman disesuaikan dengan tulisan aslinya yang terdapat pada Hafsah binti Umar. Abdul Hakim seorang Peneliti Lajnah Pentashihan Mushaf Quran LPMQ dari Kementerian Agama mengatakan mushaf Alquran itu yang asli dari Indonesia ditulis oleh ulama asal Palembang pertama kali pada abad ke-19.
1 Kala itu Ayat Al-Quran Belum Turun Semuanya Alasan pertama tidak ditulisnya mushaf Al-Qur'an di atas kertas pada zaman Rasulullah adalah karena kala itu belum semua ayat Al-Qur'an diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat Al-Qur'an yang turun hanyalah sepotong-potong bukan sekaligus.
Ia(Uba) mengatakan, "Jika lelaki tua atau wanita melakukan zinah, rajam mereka sampai mati.". Ibn Mas'ud, seorang sahabat dekat Nabi, misalnya, memiliki mushaf Quran yang tidak menyertakan surah al-Fatihah (surah pertama). Bahkan menurut Ibn Nadiem (w. 380 H), pengarang kitab al-Fihrist, mushaf Ibn Mas'ud tidak menyertakan surah 113
Mengacupada pendapat kedua, penempatan surat Al-Fatihah menjadi surat pertama adalah atas ââ`petunjuk nabi. Namun peletakkan surat al-Fatihah menjadi pembuka sangat logic karena hal itu sesuai âdengan arti nama surat al-Fatihah sendiri yaitu pembuka. jadi itu dia alasan kenapa surat al-fatihah menjadi surat pertama dalam al-Quran
Wahyuberasal dari kata Arab al wahy artinya suara, api, dan kecepatan. Disamping itu wahyu juga mengandung makna bisikan, isyarat, tulisan, dan kitab. Namun dari sekian banyak arti itu, wahyu lebih dikenal dalam arti :"apa yang disampaikan Allah kepada para nabi". Dalam islam wahyu atau firman Allah yang disampaikan kepada nabi muhammad saw.
IniAwal Mula Terbentuknya Samudera Menurut Alquran dan Sains. Tim Okezone, Jurnalis ¡ Kamis 07 Oktober 2021 19:09 WIB. Ilustrasi awal mula terbentuknya samudera. (Foto: Shutterstock) ALQURAN dan sains telah lebih dulu mengungkap awal terciptanya samudera di muka bumi ini. Diketahui samudera mendominasi lebih dari 70 persen dari Planet Bumi.
MengapaAl-Quraan disusun berbeda dengan urutan ayat diturunkan? Tidak demikian. Al-Quran sejak zaman Nabi sudah disusun berdasarkan susunan yang diinstruksikan oleh Malaikat Jibril meskipun ayat Quran itu diturunkan sesuai konteks dan kondisi saat itu yang berjalan sesuai taqdir ketetapan Allah.
BukuArah Baru Studi Ulum Al-Qur'an, semakin menegaskan, adanya kecenderungan dan gerakan penghancuran ulumul-Quran para ulama Islam, digantikan dengan teori-teori ilmu sosial para ilmuwan Barat. AW sangat getol dalam mempromosikan penggunaan hermeneutika untuk - katanya - memahami pesan Tuhan yang terperangkap dalam Mushaf Utsmani.
. loading...Sejarah nuzulul Quran dibagi dalam dua periode, sebelum hijrah dan setelah hijrah. Foto/Ilustrasi Istock Sejarah nuzulul Quran atau turunnya Al-Qur'an terbagi dalam 2 periode yang menurut para ulama 'Ulum Al-Qur'an, periode itu pertama periode sebelum hijrah; dan kedua periode sesudah hijrah. Prof Dr M Qurash Shihab dalam bukunya berjudul "Membumikan Al-Qur'an" mengatakan pembagian demikian untuk lebih menjelaskan tujuan-tujuan pokok Al-Qur' yang turun pada periode pertama dinamai ayat-ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat saja, Quraish Shihab membagi sejarah turunnya Al-Qur'an dalam tiga periode. Meski pada hakikatnya periode pertama dan kedua dalam pembagian tersebut adalah kumpulan dari ayat-ayat Makkiyah, dan periode ketiga adalah ayat-ayat Madaniyyah. Baca Juga Periode PertamaPada awal turunnya wahyu pertama iqra', Muhammad SAW belum dilantik menjadi Rasul. Dengan wahyu pertama itu, beliau baru merupakan seorang nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan apa yang diterima. Baru setelah turun wahyu kedua beliau ditugaskan untuk menyampaikan wahyu-wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman Allah "Wahai yang berselimut, bangkit dan berilah peringatan" QS 74 1-2.Kemudian, setelah itu, kandungan wahyu Ilahi berkisar dalam tiga hal. Pertama, pendidikan bagi Rasulullah SAW, dalam membentuk kepribadiannya. Perhatikan firman-Nya "Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan sampaikanlah. Dan Tuhanmu agungkanlah. Bersihkanlah pakaianmu. Tinggalkanlah kotoran syirik. Janganlah memberikan sesuatu dengan mengharap menerima lebih banyak darinya, dan sabarlah engkau melaksanakan perintah-perintah Tuhanmu" QS 74 1-7.Dalam wahyu ketiga terdapat pula bimbingan untuknya "Wahai orang yang berselimut, bangkitlah, sholatlah di malam hari kecuali sedikit darinya, yaitu separuh malam, kuranq sedikit dari itu atau lebih, dan bacalah Al-Quran dengan tartil QS 73 1-4.Perintah ini disebabkan karena Sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu wahyu yang sangat berat QS 73 5.Menurut Quraish ada lagi ayat-ayat lain, umpamanya Berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat. Rendahkanlah dirimu, janganlah bersifat sombong kepada orang-orang yang beriman yang mengikutimu. Apabila mereka keluargamu enggan mengikutimu, katakanlah aku berlepas dari apa yang kalian kerjakan QS 26 214-216.Demikian ayat-ayat yang merupakan bimbingan bagi beliau demi suksesnya dakwah. Baca Juga Kedua, pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai sifat dan af'al Allah, misalnya surah Al-A'la surah ketujuh yang diturunkan atau surah Al-Ikhlash, yang menurut hadis Rasulullah "sebanding dengan sepertiga Al-Qur'an", karena yang mengetahuinya dengan sebenarnya akan mengetahui pula persoalan-persoalan tauhid dan tanzih penyucian Allah keterangan mengenai dasar-dasar akhlak Islamiah, serta bantahan-bantahan secara umum mengenai pandangan hidup masyarakat jahiliah ketika itu. Ini dapat dibaca, misalnya, dalam surah Al-Takatsur, satu surah yang mengecam mereka yang menumpuk-numpuk harta; dan surah Al-Ma'un yang menerangkan kewajiban terhadap fakir miskin dan anak yatim serta pandangan agama mengenai hidup Quraish, periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan bermacam-macam reaksi di kalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi-reaksi tersebut nyata dalam tiga hal pokok pertama, segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran-ajaran Al-Qur'an. Kedua, sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al-Qur'an, karena kebodohan mereka QS 21 24, keteguhan mereka mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek moyang QS 43 22, dan atau ketiga, karena adanya maksud-maksud tertentu dari satu golongan seperti yang digambarkan oleh Abu Sufyan "Kalau sekiranya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan nubuwwah, kemuliaan apa lagi yang tinggal untuk kami." Baca Juga Periode KeduaPeriode kedua dari sejarah turunnya Al-Qur'an berlangsung selama 8-9 tahun, dimana terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan jahiliyah. Gerakan oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara dan sistem untuk menghalangi kemajuan dakwah Islamiah.
KITAB suci Alquran, adalah pedoman hidup utama bagi umat islam. Alquran adalah firman Allah yang turun kepada Nabi Muahammad SAW, melalui malaikat Jibril. Turunnya Alquran berlangsung berangsur-angsur, dalam dua periode perjalanan hidup Rasulullah yaitu ketika di Mekkah dan di Madinah. Surat pertama yang turun adalah Al-Alaq yang turun ketika di gua Hira. Namun mengapa pada saat ini, urutan surat dalam Alquran dimulai dari surat Al-Fatihah, bukan Al-Alaq? Berikut alasannya Pertama, Al-Qurâan diturunkan ke dunia melalui dua tahap Tahap pertama, diturunkan sekaligus dari âlauhil mahfudzâ ke âbaitul izzahâ di langit dunia sebagaimana susunan yang telah ditetapkan oleh Allah. Tahap kedua, diturunkan dari langit dunia kepada Rasulullah SAW, secara berangsur-angsur sesuai dengan sebab kejadiannya. Tetapi susunan ayat-ayat dalam Al-Qurâan yang ada sekarang, itu memang bukan menurut sejarah turunnya, melainkan atas dasar perintah Allah sama dengan susunann Al-Qurâan yang di âlauhil mahfudzâ. BACA JUGA Penjelasan Hujan dalam Alquran 1 Imam Ahmad, meriwayatkan bahwa setiap kali turun ayat, Rasulullah memerintahkan para penulis wahyu, seraya bersabda âletakkan ayat ini setelah ayat ini di surat iniâ Musnad Imam Ahmad Jilid1, hal57. Banyak riwayat yang menegaskan bahwa Rasulullah mengimami shalat, dengan membaca Al-Qurâan sebagaimana susunan ayat yang ada. Atas dasar ini ijmaâ ulama menegaskan bahwa susunan ayat-ayat Al-Qurâan murni dari Allah tanpa campur tangan siapapun. Begitu juga susunan surah-surah dalam Al-Qurâan, sekalipun ada perbedaan pendapat, tetapi pendapat yang paling kuat adalah bahwa susunan surah-surah itu berdasarkan wahyu dari Allah SWT, bukan ijtihad para sahabat. Pendapat ini didukung dengan banyak riwayat yang sahih, seperti keterangan bahwa Rasulullah sering membaca dalam shalatnya, beberapa surah secara berurutan seperti susunan yang ada. Rasulullah SAW sebagaimana riwayat Imam Bukhari â setiap tahun dua kali menyetor hafalan Al-Qurâan dari awal sampai akhir, kepada Malaikat Jibril. Setoran ini tentu secara berurutan sesuai dengan susunan yang ada. Ini juga diperkuat dengan ijmaâ para sahabat dan kesepakatan jumhurul ulama mayoritas ulama terhadap susunan Al Qurâan ada sekarang adalah merupakan bukti yang menguatkan bahwa susunan surah-surah berdasarkan wahyu lihat fadhailul Qurâan, libni katsir, 86. Kedua, mengenai pengelompokan ayat dalam setiap surat sesuai dengan riwayat Imam Ahmad di atas tentu juga berdasakan wahyu. Bagitu juga nama-nama surah, semuanya sesuai dengan petunjuk wahyu. Demikian pula waqaf per ayat, tidak bisa diketahui kecuali melalui wahyu. Adapun penentuan juz-juz Al-Qurâan yang tiga puluh jumlahnya, itu bukan dari Sahabat Utsman, karena mushhaf utsmani Al-Qurâan yang ditulis di zaman Utsman tidak terdapat juz-juz tersebut. Melainkan dari para ulama, dengan maksud untuk mempermudah. Sekalipun dalam hal ini para ulama berbeda pendapat antara boleh dan tidak, namun kemudian dianggap boleh-boleh saja, selama tidak merusak susunan Al-Qurâan yang asli. BACA JUGA Penjelasan Hujan dalam Alquran 2-Habis Ketiga, penentuan suatu ayat dimansukh dengan ayat lainnya, itu tidak melalui ijtihad, melainkan melalui tiga hal berikut 1. Penegasan dari Nabi SAW atau sahabat Seperti hadits â Aku dulu pernah melarangmu melakukan ziarah ke kuburan, maka sejak ini silahkan lakukan ziarah kubur tersebutâ. 2. Kesepakatan umat bahwa ayat ini nasikh dan yang satunya mansukh. 3. Mengetahui sejarah turunnya, maka yang diturunkan lebih dahulu itulah yang mansukh. Demikian wallahu aâlam bissawab. []
- Al Quran adalah kitab suci bagi umat Islam yang menjadi pegangan dan dasar petunjuk kehidupan umat Muslim. Proses turunnya Al Quran terjadi secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun. Adapun ayat pertama yang diturunkan adalah Surat Al-Alaq ayat 1-5. Lantas, bagaimana sejarah turunnya Al Quran?Baca juga Biografi Abdullah bin Amr, Salah Satu Perawi Hadis Pertama Sejarah turunnya Al Quran Turunnya Surat Al-Alaq ayat 1-5 menjadikan awal dari kenabian Muhammad. Selain itu, waktu turunnya Al Quran juga menjadi awal penyebaran agama Islam. Al Quran diturunkan dalam dua cara, yaitu Al Quran diturunkan secara lengkap di malam Lailatulqadar dari Lauh Mahfudz ke langit dunia Usai diturunkan ke langit dunia, Al Quran diturunkan ke Nabi Muhammad secara bertahap Selain itu, sejarah turunnya Al Quran dibagi menjadi dua periode, yaitu periode Mekkah sebelum hijrahnya Nabi dan Madinah setelah hijrah. Al Quran pertama kali diturunkan di Gua Hira, sebelah utara Mekkah, pada 17 Ramadan 610 M. Selama periode Mekkah, pada umumnya ayat yang diturunkan berisi tentang akidah paham terkait keimanan dan tauhid dasar ajaran agama Islam. Pada periode ini, terdapat 86 surat yang diturunkan selama 12 tahun lima bulan. Baca juga Waraqah bin Naufal, Imam Nasrani yang Memastikan Kenabian Muhammad Sedangkan ayat yang turun di Madinah umumnya berkaitan dengan muamalat hubungan manusia sebagai makhluk sosial, syariat aturan dalam kehidupan Islam, dan hukum Islam. Pada periode setelah hijrahnya Nabi Muhammad ini, terdapat 28 surat yang diturunkan selama sembilan tahun sembilan bulan. Ayat Al Quran yang terakhir diturunkan adalah surat Al-Maidah ayat 5. Pembukuan Al Quran Ketika wahyu pertama kali diturunkan, Rasulullah, yang tidak bisa membaca dan menulis, membacakannya kepada para karena itu, saat pertama kali Al Quran diturunkan, tidak langsung dibentuk kitab seperti sekarang ini. Setelah dibacakan Nabi Muhammad, ayat Al Quran ada yang dihafalkan, ada yang langsung ditulis. Ayat Al Quran yang turun ditulis di berbagai tempat, seperti di pelepah pohon kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit bintang, kayu, pelana, hingga potongan tulang binatang. Baca juga Biografi Imam Abu Dawud, Salah Satu Penyusun Kitab Hadis Utama Selepas Nabi Muhammad wafat pada 632, umat Muslim dipimpin oleh Abu Bakar sebagai khalifah bagi umat Islam. Dalam pemerintahan Abu Bakar, banyak terjadi gejolak berupa pemberontakan dan ekspansi wilayah yang menimbulkan pertempuran. Akibatnya, banyak para penghafal Al Quran yang gugur. Hal itu menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya Al Quran. Oleh karena itu, Umar bin Khattab merasa perlu untuk membukukan Al Quran dan mengusulkannya kepada Khalifah Abu Bakar. Khalifah Abu Bakar kemudian menunjuk Zaid bin Tsabit untuk memimpin proyek pembukuan Al Quran. Usai Al Quran berhasil dibukukan, kemudian dilakukan standarisasai pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Selain itu, karena banyak terjadi perbedaan dialek di kalangan umat Islam, Khalifah Utsman memerintahkan untuk diseragamkan. Al Quran yang sekarang ini dijadikan pedoman menggunakan cara penulisan Utsman atau Rasm Utsmani. Referensi Sarwat, Ahmad. 2020. Sejarah Al Quran. Jakarta Rumah Fiqih. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
kenapa alquran tidak disusun dari wahyu pertama